catatan twit om @hanityo tentang serangan umum 1 Maret. Cekidot!!!
- Gw mau nanggapin Ababil yg ngomong "jgn banyak bacot,jasa Pak Harto sebagai PENGGAGAS Serangan Umum 1 Maret 49, sdh ckp jadikan dia Pahlawan".
- Penggagas Serangan Umum? Ahahaha.. lucu, walau terlibat, Pak Harto BUKAN penggagas SU 1 Maret 49, Pelaksana iya.. tp bkn Penggagas
- Dalam Serangan Umum, Pak Harto masih punya atasan. Yaitu Kolonel Bambang Sugeng. di AD, Pangkat Pak Harto sendiri msh Mayor
- Pak Harto diangkat jadi Letkol thn 46. Tapi blm ada legalitas krn belum ditandatangan. Dia jadi full brass Letkol baru tahun 1950.
- pertengahan Feb,49. Sri Sultan HBIX memanggil Pak Harto ke Keraton. Untuk mengerahkan pasukan menyerbu Jogja. Kalo ini masih bener faktanya
- Pemanggilan Pak Harto ke keraton karena Brigade Suharto yg membawahi Jogja punya perwira2 jempolan. & relatif lengkap senjatanya
- Salah satu perwira anak buah Pak Harto adalah Kapten Latief (nantinya dituduh terlibat G30S) dan dipenjara puluhan tahun.
- Brigade Suharto jg rajin contact dgn intel polisi u/ mengetahui posisi2 strategis Belanda. Nama Intel itu adalah Syam Kamaruzaman. familiar?
- Walaupun Brigade Suharto sebenarnya membawahi Jogja. Namun Pak Harto lebih sering berada di Bukit Menoreh, ya lumayan jauh sih dari Jogja
- mundur dulu nih, Belanda menguasai Jogja pd Desember 48 lewat serangan kilat. Pak Harto sendiri terkesan gak ngapa2in u/ pertahankan Jogja
- Karena Pak Harto nggak ada inisiatif. AH Nasution menyerukan kepada masing2 komandan unit u/ sebisanya menyerang posisi2 Belanda (awal 49)
- Yang plg rajin nyerang Belanda siapa? Bukan Pak Harto loh, yg sering nyerang itu Kahar Muzakar bersama pasukan KRIS (Rakyat Indo Sulawesi)
- Karena serangan Kahar Muzakar ini. awal tahun 49, 170 marinir Belanda didikan US tewas di sekitar Prambanan saja. Gak pernah denger kan?
- Waktu itu serangan unit2 tentara Indonesia emang belum terorganisir. Semuanya bergerak sendiri2 dan sporadis.
- Makanya ada ide dari Kol. Bambang Sugeng u/ menyatukan serangan. Ide itu terangkum dlm 'Perintah Siasat dan Intruksi Rahasia'
- Ide itu didiskusikan dengan AH Nasution, lalu dimatangkan lg melalui diskusi dgn TB Simatupang. Sultan HBIX blum dilibatkan.
- Alasan Sultan HBIX belum dilibatkan adalah, Belanda banyak menyebar mata2 nggak terkecuali menyamar jadi abdi dalem Keraton Jogja
- Setelah Sultan HBIX dilibatkan baru, Sultan memanggil Pak Harto tgl 14 Februari 49. Setelah rencananya benar2 matang
- Jadi tidak benar Pak Harto membawa ide Serangan Umum 1 Maret ke Sultan HBIX kayak di film Serangan Fajar itu.
- Supaya jelas nih. AH Nasution adalah Panglima Komando Pulau Jawa. Bambang Sugeng adalah Panglima Divisi Jateng & Jogja.
- Setelah pertemuan dgn Pak Harto, Sri Sultan HBIX koordinir selundupkan senjata lwt gorong2 sekaligus memastikan logistik pasukan TNI cukup.
- Nah Serangan Umum sendiri, ditandai saat sirine Belanda berbunyi dari tangsi2 Belanda di sekitar Stasiun Tugu. Seperti di buku sejarah SD
- Pertempuran bkn hanya dengan senjata. Perkelahian fisik jg terjadi menggunakan sangkur bagi tentara2 yg kehabisan amunisi
- Pertempuran plg sengit terjadi di Wilayah Barat Jogja. Daerah komandonya Pak Harto. Sampai di dekat Grand Hotel (skarang Hotel Inna Garuda)
- Nah disitu, prof. George McTurnan Kahin pas lagi nginep. Jadi dia punya beberapa tulisan ttg Serangan Umum.
- Tapi karya Prof. Kahin yang bikin dia ngetop di US adalah buku2nya tentang Perang Vietnam.
- Kembali ke Serangan Umum. Kalau di film Janur Kuning, Pak Harto bertempur berani mati dgn senapan otomatis Owen. Tapi apa benar begitu?
- bahkan Abdul Ghafur dlm salah satu bukunya nulis "Anak buahnya mengira Pak Harto kebal peluru karena berani bertempur di garis depan" Pret!!
- Yang berada di garis depan justru anak buahnya Pak Harto. Namanya Latief (yg G30S itu) dan Vence Sumual (yg Permesta)
- Pak Harto dimana?? Dia berada di sekitar Pemakaman Kuncen. Lha pertempurannya di Malioboro & Stasiun Tugu. Ngapain pak Harto di Kuncen?
- Saat Latief melapor ke Pak Harto (anak buah si Latief yg msh hidup tinggal 10), konon, Pak Harto sdg enak2an makan soto Babat.
- Kebenaran Pak Harto makan Soto Babat pas pertempuran ini gw juga nggak tahu. Bisa bener bisa nggak, hanya Latief & anak buahnya yg tau pasti
- perintah Pak Harto hanya "Serang Terus!", tanpa menawari Latief dan anak buah untuk makan soto bareng. Ini masih katanya Latief lho ya
- Cerita lengkap Serangan Umum menurut Latief, dapat dibaca di Buku 'Pledoi ex Kolonel Latief
- Soeharto Terlibat G30S'- seperti yg kita baca di buku2 sejarah, Kota Jogja berhasil diduduki pasukan Republik selama 6 jam. Mata Dunia terbuka bahwa republik msh ada
- Amerika menekan Belanda & mengancam akan menghentikan bantuan 'Marshall Plan'. Australia memboikot kapal2 dagang Belanda.
- It's all Happy Ending for the Republic Indonesia. Tapi sekali lagi, Pak Harto BUKAN inisiator or penggagas Serangan Umum 1 Maret 1949
- Kita sudah tau gimana kelanjutan cerita AH Nasution, TB Simatupang, Ventje Sumual & Abdul Latief. Bambang Sugeng Gimana?
- Bambang Sugeng jd Dubes di Vatikan, Brazil & Jepang. Waktu G30S dia dubes di Brazil. Kalo msh di Indonesia mgkn dia bs dibawa2 terlibat G30S
- Bambang Sugeng pulalah yang mendamaikan Bung Karno dgn AH Nasution (waktu peristiwa Oktober 1952), Waktu itu TNI nyaris terbelah
- Sedikit mengenai Jend. Sudirman ya, beliau putuskan u/ masuk hutan bergerilya waktu Jogja diserang Belanda pd Desember
- Sedikit mengenai Jend. Sudirman ya, beliau putuskan u/ masuk hutan bergerilya waktu Jogja diserang Belanda pd Desember
- Waktu itu Jend. Sudirman ngambek ke BK, karena BK berencana u/ membiarkan dirinya ditangkap Belanda. Padahal menurut dia lebih baik melawan
- Waktu itu Jend. Sudirman nanya juga "Apa Bung nggak mau bergerilya dengan saya di hutan-hutan?"
- BK tdk mau ikut Jend. Dirman karena BK nggak mau mati di hutan2 saat pertempuran. dia lebih merasa terhormat mati dieksekusi sbg presiden RI
- Selain kecewa dgn BK. Jend. Sudirman jg kecewa dgn Sjahrir yg terus2an memilih berdiplomasi lwt perundingan daripada bertempur
- Jend. Sudirman lebih bersimpati pada kekuatan militer yang terpengaruh Tan Malaka ketimbang TNI pro BK-Hatta atau Sjahrir.
- Makanya kita mengenal gerilya 7 Bulan Jendral Sudirman. Gicuu lhoo latar belakangnya
- Buku Tragedi Patriot & Rebel Kahar Muzakar RT @davidsukmaputra: referensi pertmpuran kahar muzzakar vs marinir belanda apa ya?
- pd akhirnya sejarah selalu dibuat oleh pihak yang MENANG dan BERKUASADirangkum mulai tanggal 2010-10-19 11:13:32 sampai 2010-10-19 12:43:08. Semoga bermanfaat!
Pengigau Galau
Catatan Keranjang Sampah
19/06/12
30/05/12
Kamu dalam Mimpi Sederhanaku
30 - 5 - 2012
Tadi malam setelah kamu pulang dari masjid sehabis pengajian, kita sempat ngobrol via sms. Kita yang awalnya asyik bercanda tiba-tiba kamu tidak membalas smsku. Mendadak. Hmm, hal yang sering membuatku risau sebenarnya. Ya mungkin kamu ketiduran tapi aku takut bila tadi ada kata-kataku yang salah dan kamu marah.
Aku memang lelaki yang tak pernah menang pada deretan kata-katamu.
Aku menginginkan sebuah keluarga kecil bersamamu. Beberapa anak yang selalu kita ajarkan untuk tertawa dan bergembira. Bila suatu saat anak kita nakal, maka aku menyerahkan tugas antagonis padamu. Kamu yang diberkahi tuhan kemampuan cerewet boleh marah padanya, namun jangan dibentak, cukup tekankan pendidikan moral saja. Nanti bila dia tersungguk-sungguk akan menangis, biarlah dia kubawa jalan-jalan menaiki sepeda motor bututku. Biar aku belikan dia sepotong donat dan segulung gulali berwarna merah agar hilang sedihnya.
Ah tampaknya aku akan menjadi pria, suami dan ayah yang akan mudah luluh pada tatapan manja kalian.
Pilihan lain, bila kamu tak mampu menjadi sosok antagonis saat itu biarlah aku saja yang melakukannya. Bila nanti dia sudah akan menangis, maka aku meninggalkannya. Syukur-syukur bila dia yang berlari dan mengurung diri dalam kamarnya. Saat itu kamu harus dekati dia, peluk dan bagikan kehangatan. Mungkin aku akan mengintip kalian dari balik pintu dan menyesali perbuatanku memarahinya.
Aku harus berpura-pura tegar dan tegas menghadapi tatapan sendu manja mata kalian.
Aku lebih banyak membutuhkanmu. Terutama untuk menegakkan tulang punggungku agar tetap kuat dan menjadi navigatorku saat aku mulai kehilangan arah. Aku pastikan aku bukanlah pria yang lemah di hadapanmu, hanya saja mungkin aku pria yang amat mencintaimu dan takut kehilanganmu.
Tadi malam setelah kamu pulang dari masjid sehabis pengajian, kita sempat ngobrol via sms. Kita yang awalnya asyik bercanda tiba-tiba kamu tidak membalas smsku. Mendadak. Hmm, hal yang sering membuatku risau sebenarnya. Ya mungkin kamu ketiduran tapi aku takut bila tadi ada kata-kataku yang salah dan kamu marah.
Aku memang lelaki yang tak pernah menang pada deretan kata-katamu.
Aku menginginkan sebuah keluarga kecil bersamamu. Beberapa anak yang selalu kita ajarkan untuk tertawa dan bergembira. Bila suatu saat anak kita nakal, maka aku menyerahkan tugas antagonis padamu. Kamu yang diberkahi tuhan kemampuan cerewet boleh marah padanya, namun jangan dibentak, cukup tekankan pendidikan moral saja. Nanti bila dia tersungguk-sungguk akan menangis, biarlah dia kubawa jalan-jalan menaiki sepeda motor bututku. Biar aku belikan dia sepotong donat dan segulung gulali berwarna merah agar hilang sedihnya.
Ah tampaknya aku akan menjadi pria, suami dan ayah yang akan mudah luluh pada tatapan manja kalian.
Pilihan lain, bila kamu tak mampu menjadi sosok antagonis saat itu biarlah aku saja yang melakukannya. Bila nanti dia sudah akan menangis, maka aku meninggalkannya. Syukur-syukur bila dia yang berlari dan mengurung diri dalam kamarnya. Saat itu kamu harus dekati dia, peluk dan bagikan kehangatan. Mungkin aku akan mengintip kalian dari balik pintu dan menyesali perbuatanku memarahinya.
Aku harus berpura-pura tegar dan tegas menghadapi tatapan sendu manja mata kalian.
Aku lebih banyak membutuhkanmu. Terutama untuk menegakkan tulang punggungku agar tetap kuat dan menjadi navigatorku saat aku mulai kehilangan arah. Aku pastikan aku bukanlah pria yang lemah di hadapanmu, hanya saja mungkin aku pria yang amat mencintaimu dan takut kehilanganmu.
02/05/12
Rindu itu, Kamu.
Aku rindu kamu, apa kamu tak pernah sedikitpun rindu aku? Sekarang kita sudah berada pada jalur yang masing-masing kita pilih. Akupun sudah jarang sekali merindukanmu, tak kronis seperti 4 bulan pasca pointbreak itu. Banyak hal yang sampai saat ini masih ku sesali tapi biasanya semua lekas memudar ketika aku mencoba bersyukur pada keadaan.
Seringnya aku berharap kamu diam-diam terus mengikuti blog ini dan menjadi pembaca rahasiaku karena mana mungkin kita berkomunikasi dua arah, satu-satunya cara adalah (mungkin) pada saat tertentu kamu rindu padaku dan penasaran dengan kabarku kini, maka kamu sering membuka blog ini dan akupun berusaha rajin menulis menceritakan keadaanku.
Tak pernah mudah melupakanmu, yang sering aku lakukan adalah berpura-pura bahwa kita saat ini tidak sedang saling meninggalkan tetapi hanya tertidur sejenak, suatu saat pasti kamu akan terbangun dan orang pertama yang ada untuk kamu peluk adalah aku. Karena kenyataan adalah pahit, maka seringnya aku sedikit memodifikasi rasanya, bukan menambahkan bumbu tapi hanya membayangkan bahwa yang kurasakan saat ini hanya kulit luarnya, isi sebenarnya pasti tak terkira manisnya.
Kamu, kamu sedang apa di sana saat ini? Mungkinkah kamu sedang men-scroll isi phonebook ponselmu dan berusaha menemukan namaku di situ? Ah tak mungkin kamu temukan, kamu sudah menghapusnya bahkan sebelum jantungku berhenti berdetak saat kita akhirnya bertolak belakang. Ingatkah? Saat itu kamu menangis sambil memenceti tombol hpmu dan menghapus namaku dengan hati yang terpecah, bahkan serpihan pecahannya sering membuatmu kembali terisak kala sepi mengelilingimu. Lagipula akupun tak pernah berhasil mendamaikan hatiku dengan keadaan, entah sudah berapa nomer hp yang kubuang saat aku kembali mengingatmu. Seperti saat ini, mungkin ini malam terakhir untuk nomer ini. Bukan, bukannya aku berusaha menghapus jejak yang sudah aku tapakkan, tapi mungkin akunya sendiri yang terlalu pengecut untuk menyadari bahwa jarak kita terlampau amat jauh. Aku masih di area yang sama seperti waktu itu, bukannya aku diam tak bergerak, aku sudah bergerak kok tapi mungkin jangkahan kakiku terlalu kecil dan tiap aku langkahkan aku selalu melihatmu berlari membelakangiku.
Sudahlah, aku harus kembali melangkah nih. Ya walaupun langkah kecil tapi kan tetap berarti.
Hehehe
untuk sahabatku: Iyal.
Seringnya aku berharap kamu diam-diam terus mengikuti blog ini dan menjadi pembaca rahasiaku karena mana mungkin kita berkomunikasi dua arah, satu-satunya cara adalah (mungkin) pada saat tertentu kamu rindu padaku dan penasaran dengan kabarku kini, maka kamu sering membuka blog ini dan akupun berusaha rajin menulis menceritakan keadaanku.
Tak pernah mudah melupakanmu, yang sering aku lakukan adalah berpura-pura bahwa kita saat ini tidak sedang saling meninggalkan tetapi hanya tertidur sejenak, suatu saat pasti kamu akan terbangun dan orang pertama yang ada untuk kamu peluk adalah aku. Karena kenyataan adalah pahit, maka seringnya aku sedikit memodifikasi rasanya, bukan menambahkan bumbu tapi hanya membayangkan bahwa yang kurasakan saat ini hanya kulit luarnya, isi sebenarnya pasti tak terkira manisnya.
Kamu, kamu sedang apa di sana saat ini? Mungkinkah kamu sedang men-scroll isi phonebook ponselmu dan berusaha menemukan namaku di situ? Ah tak mungkin kamu temukan, kamu sudah menghapusnya bahkan sebelum jantungku berhenti berdetak saat kita akhirnya bertolak belakang. Ingatkah? Saat itu kamu menangis sambil memenceti tombol hpmu dan menghapus namaku dengan hati yang terpecah, bahkan serpihan pecahannya sering membuatmu kembali terisak kala sepi mengelilingimu. Lagipula akupun tak pernah berhasil mendamaikan hatiku dengan keadaan, entah sudah berapa nomer hp yang kubuang saat aku kembali mengingatmu. Seperti saat ini, mungkin ini malam terakhir untuk nomer ini. Bukan, bukannya aku berusaha menghapus jejak yang sudah aku tapakkan, tapi mungkin akunya sendiri yang terlalu pengecut untuk menyadari bahwa jarak kita terlampau amat jauh. Aku masih di area yang sama seperti waktu itu, bukannya aku diam tak bergerak, aku sudah bergerak kok tapi mungkin jangkahan kakiku terlalu kecil dan tiap aku langkahkan aku selalu melihatmu berlari membelakangiku.
Sudahlah, aku harus kembali melangkah nih. Ya walaupun langkah kecil tapi kan tetap berarti.
Hehehe
untuk sahabatku: Iyal.
Untuk Kamu
Dituliskan kepadamu: seorang wanita yang di bibirnya melengkung senyum tipis indah.
Entahlah, saat aku menulis ini, aku berusaha mencari alasan sederhana mengapa aku mendadak begitu bersemangat menuju kantor pos dan mengirimkan sedikit coretanku ini. Untuk kamu baca saat otot-otot lehermu tegang, untuk sekedar pesan pengingatku padamu yang seperti: "sayang, kenapa kamu terlalu capai? ambillah waktumu sebentar".
Kamu tak suka baca dan bukan karena alasan itulah surat ini dibuat. Kadang saat kata-kata dan lidahku terasa kelu kala memujimu, aku berusaha menuliskannya. Kadang juga saat aku yang lugu merasakan malu hingga membuat kakiku bergetar saat hendak memujimu, aku juga lebih suka menuliskannya. Tapi, aku harap kamu tak pernah mengetahui rahasiaku selama ini: tiap dihadapanmu, aku merasa kaku. Di mulutku kutub utara, beku. Di kakiku kutub selatan, beku juga. Hanya, perutku terasa panas, mual. Aku berpura-pura selayak pahlawan Amerika gagah berani, mengikat jidat dengan secarik kain merah dan bergumam "I'm Rambo" hanya saja selama ini kamu tak tau bukan?
Dan aku sangat menyayangimu.
Bagaimana mungkin senyummu yang mengandung narkoba itu belum tertangkap. Oleh kecupanku.
Kadang saya membayangkan jadi bayangan kamu, agar kamu tahu sisi indah kegelapan.
Dalam sepi, pikiranku hutan di kaki gunung. Aku berharap menemukan
kamu di hulu sungai, mata air.
Dalam kesunyian, kamu yang di pikiranku jauh lebih hidup dibanding aku. Hatimu sungguh dalam. Sudah lama aku jatuh apa kamu merasakannya?
Banyak yang bisa mengatakan cinta dengan indah. Banyak yang bisa menunjukkannya. Aku cari yang sedikit; yang bisa keduanya. Kamu.
Jika dunia ini panggung sandiwara, Sekali waktu aku ingin memeluk dan mengecup keningmu di belakang panggung.
Entahlah, saat aku menulis ini, aku berusaha mencari alasan sederhana mengapa aku mendadak begitu bersemangat menuju kantor pos dan mengirimkan sedikit coretanku ini. Untuk kamu baca saat otot-otot lehermu tegang, untuk sekedar pesan pengingatku padamu yang seperti: "sayang, kenapa kamu terlalu capai? ambillah waktumu sebentar".
Kamu tak suka baca dan bukan karena alasan itulah surat ini dibuat. Kadang saat kata-kata dan lidahku terasa kelu kala memujimu, aku berusaha menuliskannya. Kadang juga saat aku yang lugu merasakan malu hingga membuat kakiku bergetar saat hendak memujimu, aku juga lebih suka menuliskannya. Tapi, aku harap kamu tak pernah mengetahui rahasiaku selama ini: tiap dihadapanmu, aku merasa kaku. Di mulutku kutub utara, beku. Di kakiku kutub selatan, beku juga. Hanya, perutku terasa panas, mual. Aku berpura-pura selayak pahlawan Amerika gagah berani, mengikat jidat dengan secarik kain merah dan bergumam "I'm Rambo" hanya saja selama ini kamu tak tau bukan?
Dan aku sangat menyayangimu.
Bagaimana mungkin senyummu yang mengandung narkoba itu belum tertangkap. Oleh kecupanku.
Kadang saya membayangkan jadi bayangan kamu, agar kamu tahu sisi indah kegelapan.
Dalam sepi, pikiranku hutan di kaki gunung. Aku berharap menemukan
kamu di hulu sungai, mata air.
Dalam kesunyian, kamu yang di pikiranku jauh lebih hidup dibanding aku. Hatimu sungguh dalam. Sudah lama aku jatuh apa kamu merasakannya?
Banyak yang bisa mengatakan cinta dengan indah. Banyak yang bisa menunjukkannya. Aku cari yang sedikit; yang bisa keduanya. Kamu.
Jika dunia ini panggung sandiwara, Sekali waktu aku ingin memeluk dan mengecup keningmu di belakang panggung.
Happy Living
Do wanna an happy living?
(1) count
your blessings, not your troubles;
(2) live one day at a time;
(3) say "I love you"
(4) be a giver, not a taker;
(5) seek for good in everyone & everything; (6) pray everyday
(7) do at least 1 good deed a day;
(8) learn to keep priorities in line;
(9) let no little imaginary things bother you (10) practice a "do it now" habit;
(11) fill your life with good;
(12) learn to laugh & cry
(13) smile & the world will smile with you; (14) fear nothing or no one; and.
(15) let go & let God take over.
(1) count
your blessings, not your troubles;
(2) live one day at a time;
(3) say "I love you"
(4) be a giver, not a taker;
(5) seek for good in everyone & everything; (6) pray everyday
(7) do at least 1 good deed a day;
(8) learn to keep priorities in line;
(9) let no little imaginary things bother you (10) practice a "do it now" habit;
(11) fill your life with good;
(12) learn to laugh & cry
(13) smile & the world will smile with you; (14) fear nothing or no one; and.
(15) let go & let God take over.
Menualah Bersamaku
Rambutku tak akan selamanya hitam.
Bila sudah tiba saatnya, aku akan sangat merindukan masa-masa ketika tulang punggungku masih sanggup untuk menjelajahi kotamu.
Di halaman belakang rumah kita, akan terhampar taman rumput yang hijau. Yang tiap panjang rumputnya akan selalu terawat rapi persis rambut cepak militer. Di sebelah sisi sana, akan ada miniatur air terjun buatan agar suasana terlihat segar. Di bawahnya, ada kumpulan bunga-bunga cantik yang menanti cipratannya sehingga kita tak perlu setiap hari menyiraminya. Harusnya ada pula sebuah pohon trembesi yang batang atasnya melebar sebagai peneduh. Sebuah kursi taman panjang berwarna putih akan setia bersembunyi dibalik bayangannya.
Kita akan duduk-duduk mesra di kursi itu, tiap hari, menggosipkan tentang dua cangkir teh dan senja sore. Anak-anak kita, biarlah mereka bersendara gurau dengan anak-anaknya di padang rumput kita. Sesekali kita akan tertawa geli menyaksikannya.
Kamu tahu, ada harapan yang bersinar saat aku menatap matamu kala itu. Ada masa depan. Dan itu, kamu.
Bila sudah tiba saatnya, aku akan sangat merindukan masa-masa ketika tulang punggungku masih sanggup untuk menjelajahi kotamu.
Di halaman belakang rumah kita, akan terhampar taman rumput yang hijau. Yang tiap panjang rumputnya akan selalu terawat rapi persis rambut cepak militer. Di sebelah sisi sana, akan ada miniatur air terjun buatan agar suasana terlihat segar. Di bawahnya, ada kumpulan bunga-bunga cantik yang menanti cipratannya sehingga kita tak perlu setiap hari menyiraminya. Harusnya ada pula sebuah pohon trembesi yang batang atasnya melebar sebagai peneduh. Sebuah kursi taman panjang berwarna putih akan setia bersembunyi dibalik bayangannya.
Kita akan duduk-duduk mesra di kursi itu, tiap hari, menggosipkan tentang dua cangkir teh dan senja sore. Anak-anak kita, biarlah mereka bersendara gurau dengan anak-anaknya di padang rumput kita. Sesekali kita akan tertawa geli menyaksikannya.
Kamu tahu, ada harapan yang bersinar saat aku menatap matamu kala itu. Ada masa depan. Dan itu, kamu.
02/04/12
Jeda Bertepi
Aku rindu kamu, apa kamu tak pernah sedikitpun rindu aku? Sekarang kita sudah berada pada jalur yang masing-masing kita pilih. Akupun sudah jarang sekali merindukanmu, tak kronis seperti 4 bulan pasca pointbreak itu. Banyak hal yang sampai saat ini masih ku sesali tapi biasanya semua lekas memudar ketika aku mencoba bersyukur pada keadaan.
Seringnya aku berharap kamu diam-diam terus mengikuti blog ini dan menjadi pembaca rahasiaku karena mana mungkin kita berkomunikasi dua arah, satu-satunya cara adalah (mungkin) pada saat tertentu kamu rindu padaku dan penasaran dengan kabarku kini, maka kamu sering membuka blog ini dan akupun berusaha rajin menulis menceritakan keadaanku.
Tak pernah mudah melupakanmu, yang sering aku lakukan adalah berpura-pura bahwa kita saat ini tidak sedang saling meninggalkan tetapi hanya tertidur sejenak, suatu saat pasti kamu akan terbangun dan orang pertama yang ada untuk kamu peluk adalah aku. Karena kenyataan adalah pahit, maka seringnya aku sedikit memodifikasi rasanya, bukan menambahkan bumbu tapi hanya membayangkan bahwa yang kurasakan saat ini hanya kulit luarnya, isi sebenarnya pasti tak terkira manisnya.
Kamu, kamu sedang apa di sana saat ini? Mungkinkah kamu sedang men-scroll isi phonebook ponselmu dan berusaha menemukan namaku di situ? Ah tak mungkin kamu temukan, kamu sudah menghapusnya bahkan sebelum jantungku berhenti berdetak saat kita akhirnya bertolak belakang. Ingatkah? Saat itu kamu menangis sambil memenceti tombol hpmu dan menghapus namaku dengan hati yang terpecah, bahkan serpihan pecahannya sering membuatmu kembali terisak kala sepi mengelilingimu. Lagipula akupun tak pernah berhasil mendamaikan hatiku dengan keadaan, entah sudah berapa nomer hp yang kubuang saat aku kembali mengingatmu. Seperti saat ini, mungkin ini malam terakhir untuk nomer ini. Bukan, bukannya aku berusaha menghapus jejak yang sudah aku tapakkan, tapi mungkin akunya sendiri yang terlalu pengecut untuk menyadari bahwa jarak kita terlampau amat jauh. Aku masih di area yang sama seperti waktu itu, bukannya aku diam tak bergerak, aku sudah bergerak kok tapi mungkin jangkahan kakiku terlalu kecil dan tiap aku langkahkan aku selalu melihatmu berlari membelakangiku.
Sudahlah, aku harus kembali melangkah nih. Ya walaupun langkah kecil tapi kan tetap berarti.
Hehehe
Seringnya aku berharap kamu diam-diam terus mengikuti blog ini dan menjadi pembaca rahasiaku karena mana mungkin kita berkomunikasi dua arah, satu-satunya cara adalah (mungkin) pada saat tertentu kamu rindu padaku dan penasaran dengan kabarku kini, maka kamu sering membuka blog ini dan akupun berusaha rajin menulis menceritakan keadaanku.
Tak pernah mudah melupakanmu, yang sering aku lakukan adalah berpura-pura bahwa kita saat ini tidak sedang saling meninggalkan tetapi hanya tertidur sejenak, suatu saat pasti kamu akan terbangun dan orang pertama yang ada untuk kamu peluk adalah aku. Karena kenyataan adalah pahit, maka seringnya aku sedikit memodifikasi rasanya, bukan menambahkan bumbu tapi hanya membayangkan bahwa yang kurasakan saat ini hanya kulit luarnya, isi sebenarnya pasti tak terkira manisnya.
Kamu, kamu sedang apa di sana saat ini? Mungkinkah kamu sedang men-scroll isi phonebook ponselmu dan berusaha menemukan namaku di situ? Ah tak mungkin kamu temukan, kamu sudah menghapusnya bahkan sebelum jantungku berhenti berdetak saat kita akhirnya bertolak belakang. Ingatkah? Saat itu kamu menangis sambil memenceti tombol hpmu dan menghapus namaku dengan hati yang terpecah, bahkan serpihan pecahannya sering membuatmu kembali terisak kala sepi mengelilingimu. Lagipula akupun tak pernah berhasil mendamaikan hatiku dengan keadaan, entah sudah berapa nomer hp yang kubuang saat aku kembali mengingatmu. Seperti saat ini, mungkin ini malam terakhir untuk nomer ini. Bukan, bukannya aku berusaha menghapus jejak yang sudah aku tapakkan, tapi mungkin akunya sendiri yang terlalu pengecut untuk menyadari bahwa jarak kita terlampau amat jauh. Aku masih di area yang sama seperti waktu itu, bukannya aku diam tak bergerak, aku sudah bergerak kok tapi mungkin jangkahan kakiku terlalu kecil dan tiap aku langkahkan aku selalu melihatmu berlari membelakangiku.
Sudahlah, aku harus kembali melangkah nih. Ya walaupun langkah kecil tapi kan tetap berarti.
Hehehe
Langganan:
Postingan (Atom)