30/01/11

Pencerahan

Kok kayaknya waktu cepet banget muternya ya, padahal baru juga kemarin ngerayain tahun baru sekarang udah hampir tutup bulan. Kalo kayak gini caranya bisa-bisa suatu saat waktu umur gue 54 tahun (itupun kalo nyampe) gue bakalan kaget ma apa yang terjadi hari itu. Saat itu yang pertama terlintas pasti: PENCAPAIAN APA YANG GUE UDAH LAKUKAN?

Kalo sekarang diumur 23 ini gue sih mungkin masih berani berkata: GUE LAGI MERENCANAKAN SESUATU YANG DAHSYAT NIH. Tp apa mungkin saat itu nanti gue masih bisa ngomong kayak sekarang? Kalimat terbaik tentang penyesalan yang pernah gue dengar (dari anymous)adalah:
"Meratapi diri bukan jalan terbaik untuk tetap berdiri,..penyesalan,.memang selalu menakutkan,tapi itu kenyataan."
Serem gak tuh? Kalo sekarang kayaknya gue pengen lebih mendekatkan diri lagi ke Tuhan, pengalaman hidup sampe 23th udah memaksa gue supaya secepatnya "malu sama umur". Suatu kali diwaktu gue lagi mencoba merenung tentang umur, gue nemu suatu kalimat ampuh yang ditulis temen di FBnya:
YEN KEPINGIN URIP PISAN IKI MULYO, KUNCINE YO MULYAKNO ALLAH. YEN KEPINGIN USAHANE LANCAR, YO LANCARNO DHISEK AGAMANE ALLAH. "ALLAH BAKAL NULUNG MARING WONG SING NULUNG AGAMANE ALLAH". ~Nur Hayati
Jleb banget ngenain gue!! Apa yang selama ini udah gue rencanain, kerjain dan usahain mendadak jadi gak ada apa-apanya setelah baca tulisan temen gue itu. Mungkin ini caranya tuhan supaya ngingetin gue. Yupp, ternyata gue masih disayang Dia.

Mungkin kalian-kalian yang sengaja ataupun gak sengaja baca posting ini suatu saat bakal juga ngalamin suatu "pencerahan" kayak yang udah gue alamin. Nasehat gue, kalo saat itu tiba jangan merasa antipati trus pelan-pelan elu menghindar ato mungkin elu denger tapi cuma sebatas kayak dengerin omongan kosong. Percaya deh, itu cara Tuhan buat ngingetin elu kalo elu itu cuma manusia.

Dan maksud gue nulis postingan ini cuma sederhana: seberapa keras kita mencoba, hasilnya pasti mentog juga ke suatu hal yang mungkin gak masuk akal ato bahkan sebenarnya mustahil banget terjadi setelah semua perencanaan selama ini. Itu yang dinamakan Takdir dan kehendak Tuhan.

Upps, tangan gue mulai keringetan kalo udah ngomongin hal yang serius maka tulisan ini gue cukupkan sampai disini. Demikian.

26/01/11

Puisi Terakhir Soe Hok Gie

Ada orang yang menghabiskan berziarah ke Mekkah, ada orang yng menghabiskan waktu berjudi di Miraza. Tapi, aku ingin menghabiskan waktuku disisimu, sayangku. Bicara tentang anjing kita yang nakal dan lucu.

Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendalawangi…

Ada serdadu Amerika yang mati kena bom di Danang. Ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra. Tapi aku ingin mati di sisimu, sayangku.

Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya. Tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu.

Mari sini, sayangku. Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku…

Tegaklah ke lngit luas atau awan yang mendung. Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak pernah kehilangan apa-apa.

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan.

Yang kedua, dilahirkan tapi mati muda.

Dan yang tersial adalah berumur tua.

Berbahagialah mereka yang mati muda.

Makhluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada.

Berbahagialah dalam ketiadaanmu.


sajak alibi

Bila aku ingin beranjak, kemana aku harus menginjak?
apa senja ini akan secepat hilangnya lambaianmu?
bila nanti saatnya, sejenak
aku ingin menyandarkan daguku di pundakmu
di puncak sebuah hangat
yang bahkan kutubpun takkan mampu menggigilkan

Kita, sepasang orang pejuang
melawan tentang penolakan
kepada rindu yang kadang berpulang.

Kita ini, berdua menduakan hati
sampai kapan nanti tetap menghianati
sayang, jangan bangunkan aku
saat senja ini menghilang
aku ingin melanjutkan perpisahan kita
pada tetes rindu yang masih hangat di beranda

pada sebuah getar yang masih terasa di dada

19/01/11

Dari Kosong

Hujan masih dinanti
Pada sekumpulan pohon tipis meranti
Tubuhnya yang kurus pertanda
Rindu tak dapat menyembunyikannya

Hujan masih dinanti
Kini malam semakin tinggi
Tak sabar menyambut
Paginya matahari

Kemana lagi harus berlari
Saat sepi menaungi mimpi
Dan para petualang malam mulai
Kembali mencari tambatan hati

Apa aku seperti itu
Seperti malam yang bersinggung pagi
Saat bebintang mulai sirna
Saat kehidupan mulai bersemi
Dari kosong

18/01/11

Surat Cinta untuk Sahabatku.

Hai kawan-kawan!


Eh sudah lama ya kita gak chating berempat lagi, bagaimana kabar kalian?

Saat kalian membaca surat ini, mungkin aku sudah menjadi aku yang baru. Yap! Bukan aku yang kemarin kalian kenal tapi mungkin aku kembali ke aku yang dulu saat awal kalian kenal. Hahaha ruwet yak?!


Aku masih ingat saat-saat itu, 1 tahun yang lalu ketika aku masih berteman akrab dengan sepi, bercanda dengan para suster dan peyeum masih jadi makanan wajibku. Saat itu seperti saat ini, hujan setiap hari dan riuhnya mereka itu selalu riang, hujan selalu bercanda bersama genting-genting yang seolah-olah sudah menanti sobat karib yang ditunggu-tunggu. Dan saat mereka bertemu, mereka kadang membuatku tersenyum tapi tak jarang membuatku begitu iri dan dengki. Seperti segerombolan anak kecil yang dipertemukan, ada saja hal yang membuatmu ingin tersenyum atau saat sepasang kekasih yang berpelukan dengan mesranya, melepaskan rindu yang sudah mereka tahan berlama-lama adakalanya kau spontan berkata "so sweet!". Iya begitulah kelakuan mereka --genting, daun, bumi, keramik halaman saat bertemu sahabatnya, hujan-- yang selalu membuatku tersenyum juga menikmati pertemanan mereka tapi sampai disitu aku jadi sadar bahwa aku sedang sendiri tanpa ada seorangpun yang bisa aku bagi tawa.


Tapi semua itu berubah semenjak aku kenal kalian --para manusia-manusia yang dianugrahi tuhan-- entahlah tapi sejak itu hujan menjadi jarang turun, memang masih hujan sih tapi intensitasnya itu jadi berkurang, mungkin mereka merasa rendah diri atas persahabatan kita yang boleh dikatakan A Trully Friendship atau mungkin juga mereka kini gantian menyimak seperti yang pernah aku lakukan pada mereka dulu sebelum mengenal kalian. Karena sekarang aku punya teman berbagi tawa, bukan hanya beberapa saat seperti yang dilakukan hujan dan kawan-kawannya tapi berjam-jam bahkan kadang-kadang diawali saat kita membuka mata dipagi hari dan diakhiri saat kantuk memisahkan kita. Setiap hari!! Iya, setiap hari!!


Kita berawal dari percakapan singkat ASL please kemudian kita mulai mengenal satu sama lain.Saat itu entah dapat bisikan apa aku dari malaikat tapi yang jelas aku tidak membutuhkan waktu lama untuk lebih menyatu dengan kalian. Dan aku yakin kalian pun merasakan apa yang aku rasakan saat itu. Segera setelah itu kita menamakan genk kita: Genk Teletubbies --hahaha entah kenapa nama itu yang muncul, sebenarnya sangat kontradiksi sekali dengan keMACHOanku--. Persahabatan kita begitu berbeda dari persahabatan-persahabatan yang pernah ada. Kita begitu bangga pada kelemahan dan kekurangan kita. Si Tinkywinky misalnya, aku rasa begitu bangga dengan status umurnya yang paling TUA diantara kita --hahaha aku tertawa saat menulis kalimat tadi--, Lala begitu bangga dengan ke-tulalit-annya pada bahasa jawa, Po identik dengan ciri remaja labil yang you know lah --hahaha-- dan aku yakin dia juga sangat bangga dengan itu. Dan aku sendiri yang kalian juluki Dipsy err...apa ya? Oh, mungkin satu-satunya kelemahan dan kekuranganku adalah aku orang terganteng di kelompok ini dan please biarkan aku menikmati kelemahanku ini --weitt!! biasa aja dong reaksinya--. Iya seperti itu kita, 4 orang sahabat yang selalu bercanda tertawa setiap hari, dipertemukan di dunia maya, di 2 negara yang berbeda dan punya 1 kesamaan: KESEPIAN. Bagi Tinkywinky dan Po mungkin persahabatan ini sebagai pelipur lara karena jauh dari keluarga mereka, bagi Lala mungkin ini salah satu caranya membunuh waktu. Tapi apa kalian tahu siapa sosok yang paling mengambil keuntungan dari persahabatan ini? Betul, siapa lagi kalau bukan orang terganteng ini, iya itu aku! Bersama kalian selain aku bisa membunuh waktu kesepianku, aku juga bisa membunuh kesakitanku. Otakku tersugesti saat bersama kalian, seperti opium yang menawarkan rasa bahagia bagi penggunanya tapi juga semacam menjadi candu, kita tak bisa hidup tanpa menggunakannya, kita tak bisa tertawa lepas saat tak bersama atau terpisah. Hahaha aneh ya kita, 4 orang yang belum pernah bertemu tapi bisa seakrab ini. Hari-hari kita selalu berbagi foto kegiatan yang sedang kita lakukan saat itu, dan kalau untuk hal semacam ini Tinkywinky-lah jagoannya. Kalian masih ingat tidak, saat itu banyak sekali yang ingin bergabung masuk kedalam genk kita tapi tak tau kenapa seolah batin kita sudah klik dengan 4 personil ini.


Dan akhirnya tibalah saat dimana sebuah cerita harus ditutup. Sebenarnya dari semua deretan kalimat yang sudah aku tulis, dititik inilah yang paling aku hindari sekaligus aku benci. Tapi cerita terpaksa harus diakhiri, sementara --aku harap-- kisahnya masih akan terus bercerita. Oke, kita mulai di paragraf-paragraf terakhir ini.


Ironis memang, tapi sepanjang yang aku tahu bahwa semua hal itu pasti ada pasang-surutnya, ingatkah dulu waktu si Po tiba-tiba ngambek dan kemudian hilang dari peredaran? ahh, kita semua jadi kehilangan keceriaan yang selalu dia berikan dan kita semua juga berusaha minta maaf --walau tak tahu salah apa-- atau saat si Tinkywinky yang harus melakukan perjalanan jauh, sialnya ditempatnya itu jarang sinyal, kita semua jadi kehilangan sesosok kakak --yang selalu kita panggil "om" itu-- melempar lelucon-lelucon (tapi lebih seringnya sih memberikan nasehat) diantara kita. Aku rindu saat-saat itu, kawan! Ya, aku selalu mengucapkan kata-kata itu --aku rindu-- saat kita bertiga bersama lagi. Tapi cuma itu yang bisa aku lakukan, mengucapkan kata rindu tanpa menawarkan solusi untuk jalan keluarnya. Kita cuma bertiga sekarang tanpa ada Lala lagi, Lala yang selalu memberikan tawa pada kita karena sering menanyakan istilah dalam bahasa jawa, Lala yang selalu bisa membuat kita begitu rindu pada kehadirannya tiap dia telat menyalakan Mig33nya. Dan Lala mungkin tak akan seperti Po yang akhirnya menghentikan ke-ngambek-kannya atau seperti Tinkywinky yang akhirnya pulang ketempatnya dan mendapatkan sinyal untuk bergabung bersama genk kita lagi. Semua karena aku, aku yang menggerogoti sebagai rayap pada persahabatan kita. Ahh, mungkin ini penyesalan terbesar sepanjang hidupku. Tak bisakah kita mengulang kembali waktu dan berhenti di saat itu saja, tak akan pernah lagi beranjak?! Selamanya selalu kita tertawa-tertawa bersama?! Bisakah?


Kalian tahu, sejak saat-saat itu aku berusaha lagi mencari sahabat seperti genk teletubbies tapi tak ada manusia-manusia se-original seperti kalian. Bolehkah aku masih mengenal kalian --para manusia yang diberkati tuhan--? Tapi maaf, kali ini kalian tidak akan aku anggap lagi sebagai sahabat. Maaf karena aku tak bisa dan tak mau lagi kehilangan harta terbesar yang aku punya. Sekarang, biarkan aku menganggap sebagai saudaraku. Iya saudaraku. Dan maksudku menuliskan surat ini sangat sederhana: Aku sungguh menyayangi kalian


dariku, Angga yang kalian kenal



~ teruntuk kawan-kawanku, saudara-saudaraku, dan manusia-manusia yang diberkati tuhan:

Eko Tri Charebeth, Sheila Dinintya Roza dan Ratih Septyan Mecca.

17/01/11

Surat Rindu 3D

waktu akan menyembuhkanmu "Time heals you"

Tapi buatku ungkapan itu tak berarti, bagiku waktu sudah berhenti pada 19 Agustus, beberapa hari selepas ulang tahunku. Oh, aku sungguh tak mampu melupakan kado terindah itu —saat kita berkomunikasi untuk yang terakhir kalinya—. Apa kabarmu saat ini, sayang? Entah, aku hanya merasa hingga saat ini kamu sesekali masih mencuri-curi kesempatan untuk merinduiku.

Kamu tahu, sejak saat itu yang paling aku takutkan adalah bila suatu saat aku harus menemuimu, baik sengaja ataupun tidak sengaja. Pastinya saat itu mendadak darahku terkumpul di wajah dikarenakan urat arteri dan vena yang spontan cepat memompa dan akhirnya aku sendiri tersedak sebuah kamu yang menyumbat ruang paru-paruku. Di daguku tergantung sebuah batu seberat 2 ton hingga aku tak mampu mendongakkan muka untuk melihatmu. Maaf, sayang! Bila saat itu memang benar-benar tiba, berpura-puralah kita tak pernah saling kenal dan mungkin kita bisa mulai lagi dari awal. Hahaha, permintaan yang bodoh bukan? Tapi itulah aku, yang sampai saat ini (akan) tetap menantimu.

Saat ini aku baru sadar bila waktu itu kita adalah sepasang desainer mimpi, yang hayal adalah bentuk akhir dari mimpi-mimpi kita. Tapi sayangnya kita belum membaca tahap-tahap merangkai mimpi kita itu, kita hanya sepasang sok tahu. Akhirnya seperti sekarang ini, mimpi yang dulu telah kita desain sebegitu canggih kini menjadi bentuk yang entah serupa apa, mungkin seperti inilah bentuk kangen bila dapat diwujudkan secara 3D.

Yap, mungkin bukan cinta lagi sekarang tapi aku beruntung masih bisa mendapatkan rindu. Iya, rindu. Rindu yang selalu membuatku menggalau. Rindu yang selalu bisa membuatku bangga bahwa aku, seorang aku, masih kau ijinkan untuk merinduimu. Semua orang membunuh waktu dengan caranya sendiri, tapi aku membunuh waktuku dengan memikirkanmu. Hey, saat ini —saat sedang menulis surat ini— aku tidak dalam keadaan sedih lho! Bahkan aku sangat bahagia, karena apa? Karena yang pasti, aku tahu —saat ini— disanapun kamu sedang bahagia. Ah, terdengar sedikit naif memang. Tapi kamu tahu kan aku seperti apa. Hahaha :’)



~ aku yang selalu merinduimu

Surat Cinta Soekarno untuk Hariyatie

Berikut ini adalah surat cinta Soekarno yang ditujukan untuk Hariyatie. Salah satu istri yang dinikahinya pada bulan Mei 1963 hari ke 21. Surat ini sendiri ditulis pada 31 Agustus 1963. Jadi kira-kira dengan perasaan berbunga-bunga dalam usia tiga bulan perkawinan.

Surat ini terdiri dari dua lembar. Pada sisi kertas ditulis miring oleh Bung Karno :
"Bali saka hotel, Ora bisa turu, njur nulis layang iki" kira-kira artinya "Pulang dari hotel, tidak bisa tidur, lantas menulis surat ini."

Surat untuk Harijatie konon katanya lebih banyak menggunakan bahasa Jawa ( Saya belum pernah baca surat untuk Harijatie yang lain ). Berikut kutipannya :


Yatie adikku wong ayu,

Iki lho arloji sing berkarat kae. Kulinakna nganggo, mengko sawise sesasi rak weruh endi sing kok pilih : sing ireng, apa sing de mau kae, apa karo-karone? Dus : mengko sesasi engkas matura aku ( Dadi : sanajan karo-karone kok senengi, aku ya seneng wae )
Masa aku ora seneng? Lha wong sing mundut wanodya pelenging atiku kok! Aja maneh sekadar arloji, lha mbok apa-apa wae ya bakal tak wenehke.

Tie, layang-layangku ki simpenen ya! Karben dadi gambaran cintaku marang kowe kang bisa dibaca-baca maneh ( kita baca bersama-sama ) ing tembe jen aku wus arep pindah omah sacedake telaga biru, sing tak ceritake dek anu kae. Kae lho, telaga biru ing nduwur, sak nduwure angkasa. Coba tutupen mripatmu saiki, telaga kuwi rak katon ing tjipta! Yen ing pinggir telaga mau katon ana wong lanang ngagem jubah putih ( dudu mori lho, nanging kain kang sinulam soroting surya ), ya kuwi aku, ----aku, ngenteni kowe. Sebab saka pangiraku, aku sing bakal ndisiki tindak menyang kono, ---aku,ndisiki kowe!

Lha kae kembang semboja sing saknduwure pasareanku kae, ----petikan kembang iku, ambunen, gandane rak gandaku. Dudu ganda kembang, naning sawijining ganda kang giwane saka rasa-cintaku. Sebab oyote kemboja mau mlebu ing dadaku ing kuburan.



Masmu

Soekarno



Kira-kira terjemahannya begini....


Yatie, adikku yang ayu,

Ini lho, arloji bertahta emas itu. Biasakan memakai, nanti setelah sebulan, kamu akan tau mana yang hendak dipilih. Yang hitam, yang satunya, atau bahkan keduanya? Jadi sebulan lagi, katakanlah ( walaupun senang keduanya, aku akan senang juga )> masak aku tidak senang, apalagi yang meminta adalah jantung hatiku. Jangankan arloji, apapun akan aku beri!

Tie, suratku ini tolong disimpan ya. Supaya menjadi gambaran cintaku kepada kamu. yang bisa dibaca-baca lagi ( atau kita baca bersama-sama ) pada suatu hari nanti saat aku mau pindah rumah di dekat telaga biru yang pernah aku ceritakan. Itu lho, telaga yang diatasnya angkasa. Coba kau pejamkan matamu sekarang, maka kau akan melihat telaga itu. lalu jika ditepian telaga kau lihat lelaki berjubah putih ( bukan memakai kafan lho ya ) tapi kain bersulam sinar matahari yang menjadi jubah, itu aku, aku---menunggumu. Sebab sepertinya, aku yang akan lebih dulu pergi kesana, mendahuluimu.

Nanti jika kau lihat kembang kamboja diatas nisanku, Ciumilah!
maka engkau akan rasakan aroma tubuhku. Bukan aroma bunga, tetapi aroma yang tercipta dari rasa cinta. Sebab akar kamboja itu telah menusuk menembus dadaku, didalam tanah sana!!



Masmu

Soekarno

Selamat Berpendar, Kawan!

Kita menata rasi sendiri
Dari bintang mati, hilang, terlupa
Tak juga bisa meramal nasab nasib
Tapi, apa itu perlu?

Coba sesekali kau menunduk
Terpejam sejenak dan dengarkan
Bintang yang mengetuk dadamu
Sedekat itu, kawan

Pagimu hari ini pastinya pagi istimewa
Pagi saat kumpulan doamu terwujud
Apa rasanya, kawan?

Kamu telah memulai menatanya
Rasi yang menunjukkan para pelaut
Yang mulai meragu

Segera ciptakan yang lain, kawan
Agar suatu ketika seorang bocah
Tersenyum ketika meratap
Memandangmu begitu berkilau



Selamat Menempuh Hidup Baru, Kawan!
: Meigha Insana


14/01/11

Komen-pun Perlu Cerdas

Seharian ini badan gue pegel-pegel, semaleman gak tidur, belom lagi ditambah cuaca yang lumayan nyebelin (masa' ya, tadi pagi udah mendung banget sampe-sampe pulang kerja gue udah ngebut banget ngebelain cucian gue dijemuran yang tersampir sia-sia dibelakang rumah, kepala kepentok pintu gara-gara buru-buru itu tadi, eh taunya ga jadi hujan!) udah klimaks? BELOM!!! jadi simak dulu cerita gue! Tadi sore kepancing emosi gue ma sopir mikrolet (perasaan semua sopir angkutan umum di Jakarta emang cetakan dari sononya uda bikin emosi) iseng-iseng gue jadiin status aja di Pesbuk "saya gak pernah kasar sama orang, tapi kalo dikasari sayapun bisa membalas". Elhadalah, ada temen SMA gue yg mungkin ditakdirin kelakuannya kayak sopir-sopir tadi nyeletuk "boonk loe, emang mulut jauh dari pantat" maunya apa coba?? Iya sih beberapa kali kesempatan gue sempet debat ma doski tapi apa hubungannya coba?? Gue coba mikir pake kepala dingin, ada beberapa kesimpulan sih: 1. Doski mau nunjukin kalo mulutnya deket ma pantat 2. Doski nuduh gue bohong, jadinya mulut gue jauh ma pantat. err..okelah gue terima, tapi habis itu dia pasti dilempar bata ma orang-orang 3. Doski itu mau nunjukin kalo die orang paling jujur, merujuk hal ini berarti kalimat implementasinya ada di poin no.2 dan akibatnya ada di poin no.1 Gagal paham gue bro ma ucapan elo, tp at least ini udah cukup menghibur gue dari penatnya sehari tadi. Hell yeah \m/

...Tulisan Pertama di Blog Ini

Keren gak tuh! Ini tulisan gue yang pertama di blog ini, maka beruntunglah kalian mata-mata yang telah "dikaruniai" karena bisa dikasih kesempatan oleh-Nya bisa baca postingan pertama ini. Oh, iya. Blog yang ini emang didedikasikan buat tempat sampah berjalan gue! jadi maap-maap kata kalo rada-rada bikin keki. Berhubung baru pertama kali ini nge-blog plus teknik nulis gue ancur-ancuran jadi tenangkan hati dan pikiran elo-elo dalam menyikapi tulisan gue yak. Itu aja sih saran dan pesan gue. Enjoy it biar elo bisa know me so well :))