23/05/11

Goresan Rindu

Kau tak pernah sekedar sketsa.
Bagiku, goresan tentangmu selalu utuh.
Hanya sedikit waktu yang kuperlu untuk mengingatmu. Sisanya, sebagian besar umurku , habis untuk gagal melupakanmu.
Kau tak punya senggang, aku tak miliki waktu luang. Yang ada cuma hati lapang.

Aku menghabiskan sepanjang hari untuk bersiap melupakanmu sepanjang malam.
Ketika malam tiba, mengapa bukan pelita?
Mengapa pelukmu yang bikin aku menyala?
Masih hangat pelukmu, ketika mulai dingin malamku.

Bila tak bisa mengerti, cobalah tidak mengerti. Begitulah aku terhadapmu.
Kita masih akan sepasang remaja kelak di ufuk umur yang menua merah bata.
Ini bukanlah kata- kata yang kurangkai, tapi peristiwa-peristiwa yang kita bingkai.
Berkawan sunyi, kulawan sepi. Sendiri.

Siapa saja boleh mengutip kata -kata rindu. Toh mereka tetap harus mencantumkan kau dan aku.
Yang kumau bukan peredam, bukan pula pereda.
Rindu bukanlah soal dendam, tak juga melulu cinta.
Rindu tak mengenal lelah, meski cinta tak pernah istirah.

Aku tidak sedang bermimpi, sejak kau bukanlah imaji.
Sebenarnya bukan kau yang berbahaya, tapi cintaku yang menggila.
Jika kau sudah selesai, aku hanya ingin dibelai.
Cinta selalu butuh bahan tertawaan agar buku harian tak penuh tangisan.





*) diambil dari kumpulan sajak fatwa rindu om Candra Malik

Rindu itu Air Mata

Aku masih punya stok cemburu. Banyak!
Ah, mengapa yang kuingat dari perjumpaan kita adalah perpisahannya?
Airmataku rajin mengunjungi pipi yang kau kecup
Belum pernah aku, merasa begini buntu.

Aku ingin menjadi ketika,
agar bagimu aku selalu ada
Ah, selalu ada yang tertinggal setiapkali aku pergi. Hatiku, ya, hatiku
Ke mana pun wajahku berpaling, di situ wajahmu tiada

Mengapa bukan kau yg mengingatku?
Ah, mengapa bukan aku yg melupakanmu?
Sebelum pergi, bawalah rinduku. Cukup untuk sampai membawamu kembali
Meski harus menghabiskan seumur hidup untuk tidak mengerti apa mau kamu, aku mau.




*) diambil dari kumpulan sajak om Candra Malik

Sahabat Baik

Tiada sahabat sebaik rindu.
Ia selalu datang, begitu kau pergi.
Tak pernah bosan aku bertanya: adakah kau di sana merasakan yang sama?

Denganmu, apa yang aku tak bisa?
Tanpamu, apa yang kubisa?
Bagaimana bisa kau melupakan segala yang kau ingat tentangku ?



*) Diambil dari kumpulan sajak fatwa om Candra Malik

14/05/11

Mimpi punya mimpi

Bahkan didalam mimpipun aku bermimpi tentangmu, sayang.

Iya seperti yang aku sempat beritahukan kepadamu, dua malam yang aku aku bermimpi --bukan hal yang aneh bukan bila selalu tentang kamu?-- nah, uniknya kali ini dalam mimpiku aku bermimpi kita kembali seperti dulu, kita kembali menjadi sepasang manusia yang saling membutuhkan dan mengasihi. Aku terbangun dari mimpinya mimpiku dan segera mengambil hp-ku untuk segera meng-sms kamu namun saat akan mengirim sms itu aku tersadar bahwa yang aku alami tadi hanyalah mimpi dan pasti kamu tak akan membalas sms-ku. Aku segera menuju ke rumah seorang temanku, di sana ramai sekali, dan rupanya ada hajatan nikah. Aku segera mencari tau siapa mempelai yang menikah, alangkah kagetnya aku saat membaca undangan bahwa sang mempelai wanita itu adalah kamu, iya kamu, tapi aku tak kenal siapa mempelai prianya. Kamu sangat cantik hari itu, mengenakan kebaya hijau, kebaya yang dulu pernah aku usulkan agar kau kenakan saat pernikahan kita. Belum lagi hiasan melati yang melingkar di atas kepalamu, kamu bidadari malam itu. Ah aku sangat terpesona, bahkan saat setelah terbangun dari mimpiku pun aku masih ingat jelas anggun parasmu yang datang menghampiri imajinasi tidurku. Hingga saat ini aku masih mengingat setiap detilnya.

Mungkin keadaan tak akan berpihak padaku, tapi aku selalu percaya harapan. Mimpi dari mimpiku tadi mungkin juga adalah gambaran akan rinduku yang terlampau terakumulasi, mengendap dan ingin segera meletup dahsyat sedangkan mimpiku adalah gambaran kenyataan yang harus aku hadapi saat ini. Ah, ruwet :D. Tapi tetap saja tak akan merubah pendirianku, aku percaya harapan selalu ada dan keajaiban akan selalu hadir menyertainya. :)

aku tak tahu apakah aku mencintaimu atau mencintai rasa sakit mencintaimu

02/05/11

Osama, Pahlawan atau Teroris?

Posting kali ini termasuk special karena dibuat bertepatan dengan (katanya) terbunuhnya Osama bin Laden, dan juga posting ini sekaligus menjawab comment dari seorang teman di fb. Oke, mari kita mulai.

  • Berawal dari status seorang kawan di Facebook: "Jika memang Osama bin laden telah wafat, semoga Osama2 yg lain segera muncul untuk memerangi orang2 kafir n menegakkan ajaran Islam.!!.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar.."
  • saya : "teroris"
  • kawan : "sesungguhnya teroris dunia adalah Israel dan Amerika Serikat yg selalu mengganggu ketentraman umat Islam!!"
  • saya : "umat Islam yang mana? justru konflik agama yang dipledoi/kambinghitamkan"
  • kawan : "Irak, Iran, Afganistan, Palestina, Pakistan, dll telah diserbu tentara2 kafir n terbaru Libya.."
Di awal, saya tergelitik untuk memberikan komentar "teroris" karena menurut saya, sedari awal apa yang Osama lakukan sejak awal adalah sebuah kesalahan, sebuah tindakan teoris yang mencoreng nama baik Islam. Teroris menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: orang yg menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut; lalu sudahkah Osama memenuhi kriteria tersebut?! Pada komentar selanjutnya saya sebenarnya setuju pada pendapat kawan saya namun hanya sebatas: "sesungguhnya teroris dunia adalah Israel dan Amerika Serikat", kalimat selanjutnya saya amat tidak setuju "yg selalu mengganggu ketentraman umat Islam!!", umat Islam yang mana???? Sedangkan umat Islam sendiri terpecah-pecah. Umat Islam Irak?? Irak sendiri adalah negara yang mengalami perang saudara antar sesama muslim (syiah-sunni) hampir tiap hari ada masjid yang menjadi target bom bunuh diri baik dari kalangan sunni maupun syiah. Irak yang mayoritas Syiah bahkan saat rezim Shaddam Hussein pernah terlibat perang terbuka dengan Iran yang mayoritas Sunni. Selain daripada itu menurut pendapat saya Amerika menyerang Irak bukan karena Islam tapi murni karena kebutuhan Minyak mereka. Iran?? Adalah wajar bila Amerika dan Israel waspada dengan kekuatan Iran, sebenarnya bukan Iran saja tapi juga dengan Korea Utara. Kedua atau mungkin ketiga atau keempat negara tersebut punya kekuatan nuklir untuk saling menghancurkan, jadi menurut saya adalah wajar bila mereka saling bersitegang. Afghanistan dan Pakistan adalah setali tiga uang dengan Irak, sama-sama negara yang terlibat perang saudara, lagipula selama ini Osama bersembunyi bolak-balik di antara kedua negara itu. Palestina??? Ingat, konflik di sana sejatinya bukan merupakan konflik agama melainkan konflik sepetak tanah sama seperti yang selama ini terjadi antara Indonesia-Malaysia atau RRC-Taiwan dan juga Serbia-Bosnia hanya saja teriakan "Allahu Akbar" dan simbol-simbol keagamaan lainnya yang mengakibatkannya terlihat seperti konflik agama. Libia?? Saya tertawa membacanya, Khaddafi telah memimpin hampir 40 tahun bayangkan!! Mayoritas rakyatnya ingin menggulingkannya tapi apa yang terjadi? Mereka dibom, ditembaki, dibunuh pemimpinnya sendiri, apa yang bisa diharapkan seorang pemimpin seperti itu??? Yang perlu digarisbawahi adalah sebenarnya konflik yang terjadi adalah conflict of interest (konflik kepentingan) dan bukan konflik agama, ayolah sesekali buka mata hati yang damai jangan selalu mengaitkan segala sesuatu dengan agama karena agama adalah barang yang sensitif yang mudah sekali terbakar. Ya, sekali lagi saya tegaskan bahwa Osama adalah seorang teroris yang tega membunuh orang tidak bersalah untuk mendapatkan surga. Perbedaan antara Amerika, Israel, Kim Jong Il, Khaddafi dan Osama adalah Osama menggunakan agama sebagai tameng atas tindakannya selain dari itu mereka semua sama, teroris, penjahat perang. Jangan lupa juga bahwa Dr. Azhari, Noordin M Top dan kawan-kawannya adalah didikan dari Osama. Jadi masihkah harus membela tindakan Osama? Tindakan yang membuat orang lain mempersepsikan islam=teroris?

Saya bukan pro-Amerika, saya bukan pro-Arab, saya hanya memandang dari sisi lain tanpa menggunakan kebencian sebagai kacamatanya. Bagaimana ingin menciptakan perdamaian bila terus memelihara kebencian di dalam diri?! misal: A dendam dan benci pada B, maka apapun yang dilakukan B walaupun tindakannya benar akan selalu salah di mata A. Jadi selama ada pikiran negatif dalam diri tiap-tiap kita maka kata-kata "perdamaian" dan "kedamaian" adalah kata-kata yang cuma ada di dalam dongeng. Jangan jauh-jauh ke negeri orang ayo kita lihat ke negeri sendiri saja. Apakah kalian berkomentar saat masjid Ahmadiyah dirusak dan dibakar kemarin? Saat penganutnya dibunuh atas apa yang dia yakini. Atau saat kaum Syiah diganggu di Mojokerto, saat gereja di Tulung Agung dibakar, saat patung Budha yang jelas-jelas ada di vihara diturunpaksakan, saat umat kristiani harus merayakan natal di emperan gereja karena pintu-pintunya telah disegel. Banyak sekali orang terpelajar di negeri ini tapi sedikit sekali yang punya karakter, jadi jangan heran jika mudah disetir dan terbawa arus. Saya orang Islam, agama saya tidak pernah mengajarkan saya untuk membunuh, agama saya tidak mengajarkan saya mengganggu ketentraman orang lain, agama saya agama yang bersahaja, agama saya agama yang DAMAI.