02/04/12

Jeda Bertepi

Aku rindu kamu, apa kamu tak pernah sedikitpun rindu aku? Sekarang kita sudah berada pada jalur yang masing-masing kita pilih. Akupun sudah jarang sekali merindukanmu, tak kronis seperti 4 bulan pasca pointbreak itu. Banyak hal yang sampai saat ini masih ku sesali tapi biasanya semua lekas memudar ketika aku mencoba bersyukur pada keadaan.

Seringnya aku berharap kamu diam-diam terus mengikuti blog ini dan menjadi pembaca rahasiaku karena mana mungkin kita berkomunikasi dua arah, satu-satunya cara adalah (mungkin) pada saat tertentu kamu rindu padaku dan penasaran dengan kabarku kini, maka kamu sering membuka blog ini dan akupun berusaha rajin menulis menceritakan keadaanku.

Tak pernah mudah melupakanmu, yang sering aku lakukan adalah berpura-pura bahwa kita saat ini tidak sedang saling meninggalkan tetapi hanya tertidur sejenak, suatu saat pasti kamu akan terbangun dan orang pertama yang ada untuk kamu peluk adalah aku. Karena kenyataan adalah pahit, maka seringnya aku sedikit memodifikasi rasanya, bukan menambahkan bumbu tapi hanya membayangkan bahwa yang kurasakan saat ini hanya kulit luarnya, isi sebenarnya pasti tak terkira manisnya.

Kamu, kamu sedang apa di sana saat ini? Mungkinkah kamu sedang men-scroll isi phonebook ponselmu dan berusaha menemukan namaku di situ? Ah tak mungkin kamu temukan, kamu sudah menghapusnya bahkan sebelum jantungku berhenti berdetak saat kita akhirnya bertolak belakang. Ingatkah? Saat itu kamu menangis sambil memenceti tombol hpmu dan menghapus namaku dengan hati yang terpecah, bahkan serpihan pecahannya sering membuatmu kembali terisak kala sepi mengelilingimu. Lagipula akupun tak pernah berhasil mendamaikan hatiku dengan keadaan, entah sudah berapa nomer hp yang kubuang saat aku kembali mengingatmu. Seperti saat ini, mungkin ini malam terakhir untuk nomer ini. Bukan, bukannya aku berusaha menghapus jejak yang sudah aku tapakkan, tapi mungkin akunya sendiri yang terlalu pengecut untuk menyadari bahwa jarak kita terlampau amat jauh. Aku masih di area yang sama seperti waktu itu, bukannya aku diam tak bergerak, aku sudah bergerak kok tapi mungkin jangkahan kakiku terlalu kecil dan tiap aku langkahkan aku selalu melihatmu berlari membelakangiku.

Sudahlah, aku harus kembali melangkah nih. Ya walaupun langkah kecil tapi kan tetap berarti.

Hehehe