02/05/12

Menualah Bersamaku

Rambutku tak akan selamanya hitam.

Bila sudah tiba saatnya, aku akan sangat merindukan masa-masa ketika tulang punggungku masih sanggup untuk menjelajahi kotamu.

Di halaman belakang rumah kita, akan terhampar taman rumput yang hijau. Yang tiap panjang rumputnya akan selalu terawat rapi persis rambut cepak militer. Di sebelah sisi sana, akan ada miniatur air terjun buatan agar suasana terlihat segar. Di bawahnya, ada kumpulan bunga-bunga cantik yang menanti cipratannya sehingga kita tak perlu setiap hari menyiraminya. Harusnya ada pula sebuah pohon trembesi yang batang atasnya melebar sebagai peneduh. Sebuah kursi taman panjang berwarna putih akan setia bersembunyi dibalik bayangannya.

Kita akan duduk-duduk mesra di kursi itu, tiap hari, menggosipkan tentang dua cangkir teh dan senja sore. Anak-anak kita, biarlah mereka bersendara gurau dengan anak-anaknya di padang rumput kita. Sesekali kita akan tertawa geli menyaksikannya.

Kamu tahu, ada harapan yang bersinar saat aku menatap matamu kala itu. Ada masa depan. Dan itu, kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar