02/05/12

Untuk Kamu

Dituliskan kepadamu: seorang wanita yang di bibirnya melengkung senyum tipis indah.


Entahlah, saat aku menulis ini, aku berusaha mencari alasan sederhana mengapa aku mendadak begitu bersemangat menuju kantor pos dan mengirimkan sedikit coretanku ini. Untuk kamu baca saat otot-otot lehermu tegang, untuk sekedar pesan pengingatku padamu yang seperti: "sayang, kenapa kamu terlalu capai? ambillah waktumu sebentar".

Kamu tak suka baca dan bukan karena alasan itulah surat ini dibuat. Kadang saat kata-kata dan lidahku terasa kelu kala memujimu, aku berusaha menuliskannya. Kadang juga saat aku yang lugu merasakan malu hingga membuat kakiku bergetar saat hendak memujimu, aku juga lebih suka menuliskannya. Tapi, aku harap kamu tak pernah mengetahui rahasiaku selama ini: tiap dihadapanmu, aku merasa kaku. Di mulutku kutub utara, beku. Di kakiku kutub selatan, beku juga. Hanya, perutku terasa panas, mual. Aku berpura-pura selayak pahlawan Amerika gagah berani, mengikat jidat dengan secarik kain merah dan bergumam "I'm Rambo" hanya saja selama ini kamu tak tau bukan?

Dan aku sangat menyayangimu.

Bagaimana mungkin senyummu yang mengandung narkoba itu belum tertangkap. Oleh kecupanku.

Kadang saya membayangkan jadi bayangan kamu, agar kamu tahu sisi indah kegelapan.

Dalam sepi, pikiranku hutan di kaki gunung. Aku berharap menemukan
kamu di hulu sungai, mata air.

Dalam kesunyian, kamu yang di pikiranku jauh lebih hidup dibanding aku. Hatimu sungguh dalam. Sudah lama aku jatuh apa kamu merasakannya?

Banyak yang bisa mengatakan cinta dengan indah. Banyak yang bisa menunjukkannya. Aku cari yang sedikit; yang bisa keduanya. Kamu.

Jika dunia ini panggung sandiwara, Sekali waktu aku ingin memeluk dan mengecup keningmu di belakang panggung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar