27/10/11

Soempah Pemoeda; Sejarah, Doktrin, Fakta, Fiksi

Sejarah kadang terasa pahit, kelam, atau manis dan indah tapi sejarah tetap lah sejarah, sepahit apapun, semanis apapun adalah merupakan fakta di masa lalu -- yang mungkin terulang --.

Menyambut perayaan hari sumpah pemuda maka marilah kita coba menelusuri sejarah terciptanya, apa maknanya, apa dasarnya dan mengapa sampai terjadi.

Suka gak suka, Mendikbud RI dari Muhamad Yamin sampai Nugroho Notosutanto, literally selalu menulis sejarah RI. MENULIS bro! Jadi istilah Sumpah Pemuda itu baru ada tgl 28 Oktober 1954 waktu Bung Karno & M. Yamin membuka kongres Bahasa Indonesia. Padahal menurut pelaku sejarah (yang ikutan Sumpah Pemuda) gak pernah ada kata2 sumpah Pemuda, yang ada hanyalah Keputusan kongres Pemuda. Istilah Sumpah Pemuda itu direkonstruksi' kembali untuk membendung gerakan separatisme di Indonesia (terutama DI/ TII) Sebenarnya dari awal tahun 50-an. M. Yamin udah gatel ngomong Sumpah Pemuda, tp idenya dicuekin orang2 -- bnyk yg ngomong "So What?"

Tapi M. Yamin terus ngotot, bertahun-tahun dia bekerja bikin buku ttg GajahMada & kejayaan Majapahit. Niatnya baik, membangkitkan nasionalisme. Gong-nya pas thn 53, buku GajahMada terbit. Dan semua orang melek bahwa Indonesia dulunya pernah jaya. Tapi M. Yamin sedikit kebablasan. Kebablasannya adalah Patung/gambar GajahMada dibikin mirip banget sama M. Yamin (gak tau ini disengaja atau M Yamin terlalu semangat) GajahMada menurut Prof Zoetmuelder konon perawakan & muka-nya gak gitu. Orangnya kekar nggak tembem kayak M. Yamin. Doktrin nasionalisme M. Yamin itu penjabaran konsep Trimurtinya Sultan Hamid- BK. isinya 1. golden past. 2.dark present, 3.promising future. Saat Karno pidato dg bawa2 Renan, Yamin-lah yg di BPUPKI beri argumen historis (via syair2 Jawa Kuno) ihwal kesatuan Sabang-Merauke.

Jadi kalau dari konsep tersebut, nasionalisme itu harus diajarkan bahwa kita dulu jaya, sekarang kacrut, makanya kita harus berjuang buat masa depan. Yamin yang paling sempurna menerjemahkan visi nasionalisme Indonesia Raya ala Soekarno, Indonesia dari Sabang-Merauke, dia itu ideolognya. Jadi Orde Lama udah mempolitisasi Sumpah Pemuda untuk membendung separatisme lalu Orde Baru membersihkan unsur kiri dari SP untuk stabilisasi.

Nah di Jaman Pak Harto, Sumpah Pemuda dibawa lagi ke arena politik. Gak tau ide siapa, sejak tahun 80 -- bulan Oktober dikenal sbg Bulan Bahasa. Nggak cukup disitu, urusan Sumpah Pemuda di jaman Orba jg dikaitkan dengan Uril (Urusan Moril) via lembaga yang dipimpin oleh Sudjono Humardani. Karena Oktober itu bulan yang disakralkan semasa pak Harto -- bulan Kesaktian Pancasila, HUT ABRI & ada Kongres Pemuda (bukan sumpah).

Manifesto Politik Perhimpunan Indonesia tidak dianggap oleh ORLA & ORBA karena dilakukan di Belanda. Padahal isinya mantab. Kongres Pemuda 1 juga kurang dianggap -- karena sepanjang kongres, seluruh peserta menggunakan bahasa Belanda. Sampai notulen-notulennya. Kongres sejarah itulah yang membagi periodesasi timeline sjarah di buku2 pelajaran sekolah sampai sekarang. Yang masuk SD mulai thn 80-an, pasti taunya periode 1.prasejarah, 2.hindu-budha, 3.Islam, 4. Kolonial dst. Nah itu bikinan Depdikbud tahun 75. Seakan2 timeline itu tidak bersinggungan. sampe Sejarawan taufik Abdullah ngomong "itu mah bukan sejarah standar, tapi sejarah skandal!".

Jadi kesimpulan Soempah Pemoeda ya simpulin aja sendiri yah!

Hanityo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar