10/03/12

Hari Pertama dan di Baliknya

Yak, setelah menunggu, nunggu dan nunggu akhirnya dapet juga kerjaan.

Tuhan menyiapkan segala secara tepat waktu, kadang, kitanya aja yang karena saking jenuhnya atau ngebetnya akhirnya lupa caranya berdoa. Usaha harus didoain juga biar hati kita tenang dan menurunkan tensi ego.

Tersebutlah sebuah goresan kisah, aku benar-benar jenuh pada keadaan. Harga diri seorang laki-laki itu adalah bekerja. Semua usaha melengkapi syarat mencari kerja di Jakarta sudah komplit. KTP Jakarta, Skck Jakarta, CV dan segala jenis fotocopy. Saat itu masalah yang timbul adalah motor dan sepatu yang akhirnya harus ngamuk-ngamuk pada diri sendiri karena rencana mencari kerja hari itu harus dipaksa gagal dan parahnya harus beberapa waktu menjadi renggang persahabatanku dengan sahabat karena hari itu telah mengecewakannya yang telah menunggu.

Yah mungkin belum waktunya, kalau rejeki nggak kemana kok. Rentetan kata-kata pelipur berusaha aku jejalkan ke hati dan otak untuk meminimalizir tingkat stress.

Beberapa hari yang lalu, tanggal muda, bapak gajian. Ibuku yang merupakan penampung gaji bapak menghadiahi aku sepasang sepatu sebagai bonus telah membantunya selama masa pengangguran. Langsung saja kuhubungi sobatku itu, basa-basi tentang pekerjaan. Dan ternyata dia masih menungguku mengirim CV. Rencana mendadak pun muncul.

"gimana kalo sekarang aja kita berangkat?" ucapku

Oke, tak peduli semalaman aku belum tidur karena menemani ibu di warung akupun berangkat pada pagi menjelang siang itu. Matahari sudah terik menantang, dan setelah kejadian hari itu saat mandi sore aku baru sadar tanganku belang. Keling pada penghabisan lengan jaketnya.

Sasaran yang kami tuju adalah kantor pusatnya. Setelah beberapa pertanyaan interview yang terjawab, akhirnya kami disuruh menuju kantor cabang. Di sana telah menunggu manager yang seorang Cina, adik kandung direktur utama. Pada postingan sebelum ini, aku menulis nasehat kawanku yang lain, salah satunya "jangan kerja sama Cina". Tepat semalam setelah dia berkata itu, akhirnya aku resmi bekerja pada perusahaan penyalur tenaga kerja seorang Cina sedangkan sobatku yang tadi ditempatkan pada perusahaan pemesan tenaga kerja. Aku sengaja ditempatkan di situ karena kemampuan komputer dan bahasa Inggrisku.

Hari pertama masuk kerja. Pagi itu aku sms pacar untuk minta masukan baju yang warna apa untuk kupakai hari itu. "yang bikin pede kalo mas pake". Gimana kalo pake baju yang pas aku ketemu bapak kamu tempo itu? "itu juga bagus".

Baju putih bergaris itu adalah kenangan mantanku. Dia memilihkan baju itu juga untuk persiapan aku interview pada keesokan harinya. Aku mengenangnya saat menyetrika baju itu. Tampak noda hitam bekas kabel setrika yang melepuh di kain putih itu. Saat itu setelah menyetrika dan memberikannya padaku, dia berkata "maaf ya bajunya kena noda kabel melepuh, habisnya agak nglamun karena seneng kamu mau interview kerja". Baju ini pula yang menemaniku menemui bapak pacarku yang sekarang. "lumayanlah penampilannya" gitu kata beliau pada pacarku. Ah, baju ini...

Hari-hari pertama kerja aku sibuk membangun image diantara kesibukan belajar mengenal kerjaan. Dan seterusnya...

Cerita ini mudah-mudahan berlanjut lama tanpa buru-buru berakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar