25/03/12

I'm Reds!

Liverpool dan segala bentuk kesabarannya. Bukan hal mudah untuk mendukung sebuah tim yang sangat haus akan gelar, 6 tahun setelah hampa gelar (terakhir adalah FA cup 06) akhirnya Liverpool menyudahinya tahun ini dengan sebuah piala Carling.

Untuk liverpudlian, Carling cup bukanlah kata "hanya" tetapi sebuah titik balik. Kami berharap Carling adalah tumpuan sebelum meraih piala-piala besar lain di tahun depan. Beberapa waktu lalu seorang teman pernah mencela "Liverpool kalahan aja didukung, dukung tuh MU". Ketawa aja sih dicela begitu, kalo emang niatnya mau mendukung juara kenapa nggak nunggu akhir musim aja? Pas prosesi penyerahan trofi langsung aja beli kaosnya terus ikut hura-hura deh.

Saya ingin mengiringi sebuah kesuksesan dengan kesabaran. Mungkin aja ini adalah ujian buat mereka yang tak sabar atau juga sebagai saringan. Mereka yang tetap yakin dan teguh pasti akan tersenyum atas penantiannya itu. Pasti.

Di awal musim, Liverpool tampak menjanjikan dengan transfer berkelas seperti:
1. Charlie Adam (25) gelandang jangkar pengalir bola, deep lying playmaker.
2. Steward Downing (27), winger bertipe oportunis, invert, kaki kiri dan kanan sama bagus.
3. Luis Enrique (25), bek kiri, penambal kelemahan Liverpool musim sebelumnya setelah Arbeloa pindah ke Madrid dan Aurelio sering cedera.
4. Luis Suarez. Striker atraktif yang tampil dengan banyak catatan fantastis saat masih di Ajax.
5. Sebastian Coates (21), bersama Suarez mengantarkan Uruguay juara Copa America. Suarez pemain terbaik turnamen sedangkan Coates sebagai pemain muda terbaik turnamen.

Nyatanya, musim ini para Liverpudlian masih harus bersabar untuk melihat timnya tampil kompetitif di liga domestik. Puasa 19 tahun masih harus berlanjut. Tetapi sedikit terobati dengan trofi Carling. Dari 5 transfer itu total hanya Adam dan Suarez yang tampil cukup mengesankan di musim perdananya, sedangkan yang lain masih taraf sedang. Kelemahan yang paling mencolok musim ini adalah kurangnya kreatifitas dan bobroknya lini serang. Sekali Gerrard cedera atau Adam terkunci geraknya maka hancurlah permainan Liverpool. King Kenny sendiri cenderung bermain defensif dan kurang berani open play. Di lini serang juga praktis hanya mengandalkan kreatifitas Suarez sendiri. Carroll dan Downing belum mampu memberi kepuasan akan ekspektasi gol. Sebenarnya Liverpool punya supersub bernama Maxi Rodriguez namun sayangnya King Kenny seperti kurang cocok dengan permainannya. Terakhir Bellamy ikut berperan penting dalam lini serang tapi Liverpool butuh target man dan goal scorer yang mumpuni seperti masa keemasan Torres waktu itu.

Musim depan saya berharap Rafa Benitez dapat hadir kembali sebagai juru taktik karena jujur saya sangat rindu akan Liverpool bergaya Rafa. Beli pemain bertipe David Silva sebagai pengatur serangan. Beli juga striker kokoh namun lincah seperti Drogba, Dzeko atau Etoo, jujur saya rindu Torres berseragam merah-merah lagi. Beli invert winger seperti Sturridge atau Adam Johnson, karena Downing masih angin-anginan dan Bellamy menua.

"Jika anda tak mampu mendukung kami saat kalah maka jangan ikut bersorak ketika kami menang" Bob Paisley. Kau takkan sendirian dan aku tetap merah.

YNWA

posted from Bloggeroid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar